Rabu, 21 Januari 2009

"Ada Sinyal Golkar-PPP Berkoalisi"

Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan siap berkoalisi dengan Partai Golkar dalam mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden pada 2009. Pemimpin kedua partai menyatakan memiliki kedekatan visi-misi politik dan ketokohan. 

"Saya kira Golkar dan PPP nggak jauh-jauh amatlah," kata Ketua Umum Pengurus Pusat PPP Suryadharma Ali setelah bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla di kediaman Wakil Presiden kemarin. "Jadi, kalau ibarat strum, ya, nggak jauh-jauh amat. Ada sinyal-sinyal (koalisi) itu." 

Suryadharma mengatakan pertemuan belum membahas wujud konkret koalisi dengan Partai Golkar. Wujud konkret koalisi dibahas setelah pemilihan anggota legislatif. Perolehan suara merupakan modal koalisi bagi partai politik peserta pemilu. "Kalau PPP mendapat hasil kecil, Golkar tentu nggak mau," kata Suryadharma. 

Tentang calonnya, Suryadharma menjelaskan, PPP tak memaksakan diri mengajukan kader sendiri. Partai tak ingin kadernya sekadar mencari popularitas tanpa kemampuan berlaga pada pemilihan presiden. PPP tak bisa menganggap main-main kandidatnya. Calon presiden dan wakil presiden bisa dari kalangan internal maupun eksternal, tetapi calon bukan menjadi cara mencari popularitas. "PPP tidak mau mencalonkan kadernya hanya untuk gagah-gagahan," kata dia. 

Menurut Suryadharma, PPP belum menetapkan dukungan pada Yudhoyono-Kalla. Apalagi pasangan ini belum definitif berpasangan lagi. "Kalau sekarang (mendukung) SBY-JK (Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla). (Pada 2009) belum ada kepastian JK akan berpasangan dengan SBY dan begitu juga sebaliknya," kata dia. 

Suryadharma enggan menjawab tentang dukungan kepada Kalla sebagai calon presiden jika Golkar meraup suara terbanyak pada pemilihan legislatif. PPP masih berfokus pada upaya mendapatkan suara terbanyak pada pemilihan legislatif. 

Adapun Wakil Ketua Umum PPP Chozin Chumaidy mengatakan partainya sampai kini tetap berkomitmen pada Yudhoyono-Kalla. Namun, setelah pemilihan legislatif, dukungan bisa saja berubah. "Karena itu, tunggu hasil pemilihan legislatif," kata dia. 

Dalam kesempatan itu Kalla menyatakan tak bisa menghadiri pembukaan acara Rapat Kerja Nasional Partai Persatuan Pembangunan pada 24 Januari. Kalla, kata Chozin, memiliki agenda lain di luar kota. 

Selain itu, Kalla dan politikus PPP membicarakan penyederhanaan partai politik peserta pemilu. "Pemilu sekarang cukup memberatkan karena menggunakan sistem multipartai sederhana," kata Suryadharma. Pemilu 2009 diikuti 34 partai politik ditambah empat partai lokal. 

Menurut Suryadharma, Kalla berpendapat jumlah peserta pemilu 2014 harus dibatasi dengan aturan. KURNIASIH BUDI | PURWANTO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar