Selasa, 27 Januari 2009

Golkar Percepat Tetapkan Calon Presiden

“Kecenderungannya ke Yudhoyono-Kalla.”

JAKARTA — Partai Golkar akan mempercepat penetapan pasangan calon presidenwakil presiden untuk Pemilihan Umum 2009. “Tidak tertutup capres dan cawapres dibicarakan pada rapat pertengahan Februari,” kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono di gedung MPR/DPR kemarin. 

Partai Golkar semula akan menetapkan pasangan calon presiden-wakil presiden dalam rapat pimpinan khusus setelah pemilihan legislatif. Menurut Agung, rencana berubah karena perkembangan politik begitu cepat. Rapat, kata dia, juga akan membahas strategi pemenangan pemilu. 

Anggota Dewan Pembina Partai Golkar, Muladi, mengatakan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla masih kandidat terkuat yang diusung partainya pada 8 Juli nanti. Pengurus pusat Golkar memperkirakan calon presiden Megawati Soekarnoputri akan menjadi penantang pasangan ini. 

Dia memberi sinyal Golkar kembali mendukung pasangan Yudhoyono-Kalla dalam pemilu presiden. Namun, Golkar tetap mempertimbangkan dinamika situasi politik pascapemilu legislatif. “Kemungkinan Golkar akan mendukung SBY-JK. Kecenderungannya akan ke sana (Yudhoyono-Kalla), tapi dinamika politik sekarang cepat sekali,” kata Muladi. 

Dia memperkirakan jumlah calon mencapai tiga pasang. “Salah satu yang terkuat, SBY-JK. Ramalan saya, ya, SBY-JK akan bertempur dengan Megawati,” kata Muladi di gedung Lembaga Ketahanan Nasional. 

Partai Golkar optimistis meraih 21 persen suara dari pemilih tradisional. Modal itu akan menjadi dasar penetapan pasangan calonnya. Partai Golkar memprioritaskan ketokohan calon karena ketokohan di partai politik tak menentukan kemenangan. Sistem suara terbanyak pemilu legislatif banyak ditentukan ketokohan calon legislator. 

Koalisi partai tak bisa ditentukan sebelum pemilu legislatif. Seluruh partai, kata dia, masih menjajaki koalisi dengan partai maupun tokoh potensial calon presiden. “Masih penjajakan sambil menunggu reaksi masyarakat seperti peluru skuad. Nanti mengerucut, tapi realisasinya setelah pemilu legislatif baru terjadi satu koalisi jelas.” DWI RIYANTO AGUSTIAR | KURNIASIH BUDI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar