Selasa, 27 Januari 2009

Tak Semua Kader Setuju Mega-Buwono

SURAKARTA — Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku belum ada kesepakatan di kalangan internal partai soal tokoh yang akan mendampinginya sebagai calon wakil presiden dalam Pemilu 2009. “Salah satu fungsi rapat kerja nasional adalah mendengarkan aspirasi warga PDI Perjuangan,” kata dia, dalam jumpa pers di sela-sela rapat kerja, di Solo kemarin. 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Pramono Anung menyebut lima nama yang layak mendampingi Megawati sebagai calon wakil presiden 2009- 2014. Mereka adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X, Sutiyoso, Akbar Tandjung, Hidayat Nurwahid, dan Prabowo Subianto. 

Ihwal kehadiran Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sutiyoso dalam rapat, menurut Mega, mereka hadir sebagai tamu kehormatan. “Mereka datang sebagai calon presiden. Belum ada kesepakatan bahwa salah satunya akan menjadi calon wakil presiden saya,” katanya. 

Kemarin dukungan terhadap Sultan untuk mendampingi Mega kembali mengemuka dalam forum rapat. Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Effendi Lubis, misalnya, menyatakan bahwa dukungan terhadap Sultan di daerahnya terus mengalir. Hal senada disampaikan Sonny Sofiandy, Wakil Ketua PDI Perjuangan Koordinator Wilayah Amerika. “Warga PDI Perjuangan di Amerika banyak yang menginginkan Sultan menjadi calon wakil presiden mendampingi Mega,” katanya. 

Pendapat berbeda diungkap Fransiskus Ketengge, Ketua Dewan Pengurus Cabang PDI Perjuangan Nabire, Papua. Warga di daerahnya menginginkan calon pendamping Mega adalah putra daerah, seperti Freddy Numberi atau Barnabas Suebu. “Agar bisa mewakili kepentingan masyarakat Papua.” 

Sumber Tempo di PDI Perjuangan mengakui duet Mega- Buwono tak disetujui bulat. “Banyak elemen di ‘moncong putih’ tidak setuju penyebutan secara dini Mega- Buwono,” katanya kepada Tempo kemarin. Alasannya, Sultan kurang mengakar di luar Jawa, dan partai politik pengusung Sultan, yakni Partai Republikan, belum teruji. 

Di tempat terpisah, Hidayat Nurwahid, anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, menilai PDI Perjuangan telah menganggap rendah partainya dengan menempatkan kader PKS sebagai pendamping Mega. “Kalau sebagai calon wakil presiden, itu memposisikan PKS di bawah PDI Perjuangan,” katanya di gedung DPR kemarin. 

Hidayat menambahkan, jika dirinya diundang sebagai calon wakil presiden dalam Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan di Surakarta, bisa dipastikan ia tak akan datang. Sebab, hingga kini partainya belum menetapkan kandidat presiden dan wakil presiden yang akan diusung. “Kalau sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, saya akan datang.” UKKY PRIMARTANTYO | PRUWANTO | DWI RIYANTO | DWI WIYANA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar