Selasa, 24 Februari 2009

Kalla Diminta Tetap Bersama Yudhoyono

"Kalau bongkar-bongkar, belum tentu koalisi lebih kuat."

JAKARTA--Dalam sepekan terakhir, peta politik menuju pemilihan presiden terus berubah. Setelah Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla menyatakan siap bersaing dengan Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah pengurus pusat partai beringin itu mengungkapkan hal sebaliknya. Mereka mendorong Kalla maju kembali mendampingi Yudhoyono dalam pemilihan presiden, Juli nanti.

"Kami mau menjaga kebijakan pemerintah agar tetap kukuh dan kuat," kata Ketua Pelaksana Harian I Badan Pemenangan Pemilu Golkar Burhanuddin Napitupulu setelah bertemu dengan Kalla di kantor Wakil Presiden kemarin. "Kami harus selesaikan dulu kebijakan pemerintah," dia menambahkan. Burhanuddin datang menemui Kalla bersama Ketua Pelaksana Harian II Badan Pemenangan Pemilu Firman Subagyo dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Muladi.

Menurut Burhanuddin, salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan bersama Kalla adalah bagaimana mencegah perluasan isu calon presiden dari Golkar. Dalam pertemuan dari pukul 16.30 hingga 17.30 itu, mereka mendiskusikan hal-hal teknis, "Agar isu pencalonan tidak dieksploitasi."

Mewakili kubu Yudhoyono, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Politik Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga mengatakan koalisi pemerintahan saat ini sebaiknya dilanjutkan pada pemerintahan berikutnya. "Kalau bongkar-bongkar, belum tentu koalisi lebih kuat dan efektif," kata Anas.

Peta politik itu berbeda 180 derajat dari peta pada akhir pekan lalu. Jumat lalu, Kalla menyatakan siap berhadapan dengan Yudhoyono jika ditetapkan sebagai calon presiden dalam rapat pimpinan nasional khusus Golkar.

Kalla menyampaikan hal itu setelah menerima sejumlah pengurus daerah Golkar di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Kepada media, pengurus daerah Golkar yang datang menyatakan dukungannya agar Kalla maju sebagai calon presiden.

Begitu Kalla menyatakan siap maju, ajakan berkoalisi kepada Golkar datang dari partai lain. Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, misalnya, tiba-tiba saja memunculkan paket Kalla-Hidayat Nur Wahid. Sebelum bertemu dengan Kalla kemarin, Burhanuddin pun sempat menyambut baik tawaran salah satu faksi di PKS itu.

Tapi, sebelum paket Kalla-Hidayat berkembang, Ahad malam lalu Yudhoyono mendadak mengundang Kalla ke rumahnya di Puri Cikeas, Bogor. Juru bicara kepresidenan Andi Mallarangeng mengatakan kedua pemimpin bersepakat mengurangi kesalahpahaman dan melanjutkan pemerintahan hingga delapan bulan mendatang.

Bersamaan dengan upaya menghidupkan kembali duet Yudhoyono-Kalla, Lembaga Riset Informasi (LRI) kemarin mengumumkan hasil survei yang mendukung pasangan itu. Juru bicara LRI, Johan Silalahi, mengatakan 37,7 persen dari 1.890 responden di 33 provinsi memfavoritkan paket Yudhoyono-Kalla. Menurut survei ini, paket Yudhoyono-Kalla unggul tipis atas paket Megawati-Sultan Hamengku Buwono X (37,2 persen) dan Yudhoyono-Hidayat Nur Wahid (36,9 persen).Kurniasih Budi | Pramono | Eko Ari | Jajang

Siapa Kandidat Terkuat?

Survei dari Lembaga Riset Informasi di 33 provinsi terhadap 1.890 responden menunjukkan bahwa ada tiga opsi pasangan calon presiden dan wakil presiden yang kuat. Mereka adalah:

Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla 37,7%

Megawati-Sultan Hamengku Buwono X 37,2%

Susilo Bambang Yudhoyono-Hidayat Nur Wahid 36,9%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar