Selasa, 24 Februari 2009

Pengajuan Capres PKS Layak Ajukan Calon Presiden

Selasa, 24 Februari 2009 | 00:15 WIB

Jakarta, Kompas - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid menyatakan dirinya siap melaksanakan tugas berat partai, termasuk diajukan sebagai calon presiden. Karena itu, jangan dulu divonis seolah-olah PKS akan kalah sebelum bertanding sehingga hanya layak mengajukan calon wakil presiden.

”Saya siap melaksanakan amanah partai,” kata Hidayat di Gedung MPR, Jakarta, Senin (23/2). Namun, sebagai kader, ia juga siap jika PKS memutuskan mendukung atau mengajukan calon presiden (capres) lain. Selain dirinya, capres dari PKS bisa saja Presiden PKS Tifatul Sembiring.

Menurut Hidayat, bukan tidak mungkin PKS bisa mengajukan capres pada Pemilu 2009, bukan hanya calon wapres. ”Kalau melihat tren pemilihan gubernur di Jawa Timur, kita melihat fakta baru. Jatim itu basis Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dan Nahdlatul Ulama, tetapi mereka kalah. Yang menang koalisi partai menengah, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, dan PKS, yang mengusung Soekarwo-Saifullah Yusuf,” paparnya.

Dia yakin fenomena di Jatim bisa menyebar pada pemilu mendatang. Bila hal itu terjadi, akan dihadirkan peta politik yang sama sekali baru di Indonesia.

Hidayat menjelaskan, bila PKS mengajukan capres, koalisi yang dibangun pasti melibatkan partai yang akan memperkokoh kesuksesan pemerintahan, yaitu koalisi partai religius nasionalis atau nasionalis religius. PKS sudah terbiasa berkoalisi dengan beragam partai dalam pemilihan kepala daerah.

Sultan protes

Secara terpisah, guru besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Bachtiar Effendy, Senin, menyatakan, setelah Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla siap menjadi capres, diikuti Hidayat dari PKS, persaingan calon wapres menjadi sangat menarik. Apalagi jika berani dimunculkan pasangan calon yang tidak terpengaruh mitos Jawa-luar Jawa atau sipil-militer.

”Siapa yang bakal menjadi cawapres mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, dan Megawati Soekarnoputri,” kata Bachtiar.

Di Jakarta, Senin, Sultan Hamengku Buwono X mengharapkan kesiapan Jusuf Kalla tidak dimaknai seolah-olah Partai Golkar telah menetapkan capres yang akan diusungnya. Karena itu, fungsionaris Partai Golkar diminta konsisten dengan mekanisme penjaringan capres yang disepakati dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas).

Menurut Sultan, pada Rapimnas Golkar 2008 dinominasikan tujuh nama untuk menjadi bakal capres. Penjaringan nama capres itu dilanjutkan dengan survei pada Maret dan April 2009.(sut/ina/mam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar