Selasa, 03 Februari 2009

Faksi Pro-Sultan Goyang Kalla

"Sebagian (fungsionaris Partai Golkar) sudah mendua."

JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla dinilai terancam kehilangan dukungan di kalangan internal partai untuk maju sebagai kandidat pada pemilu presiden. Sebagian faksi di kalangan internal partai menggeser dukungan mereka kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai calon presiden. "Sebagian (fungsionaris Partai Golkar) sudah mendua," kata Ketua Partai Golkar Anton Lesiangi ketika dihubungi kemarin. 

Menurut Anton, Kalla masih ingin menjadi wakil presiden, meneruskan duetnya dengan Yudhoyono. Karena itu, kata dia, Kalla berkukuh menjalankan hasil rapat pimpinan nasional. Rapat Pimpinan Nasional IV Partai Golkar memutuskan penetapan calon presiden dilakukan pada rapat pimpinan nasional khusus setelah pemilu legislatif. 

Rapat Pimpinan Nasional IV Partai Golkar telah menyebutkan tujuh nomine kandidat yang diikutkan dalam survei internal partai. Selain Kalla, nomine lainnya di antaranya adalah Sultan Hamengku Buwono X, Fahmi Idris, Agung Laksono, Surya Paloh, dan Aburizal Bakrie. 

Penetapan calon setelah pemilihan legislator itu dinilai mempermulus langkah Kalla maju sebagai calon wakil presiden bersama Yudhoyono. Keputusan tak menggunakan konvensi, kata dia, merupakan cara menjegal kader Golkar bersaing dengan ketua umum. Padahal, kata dia, Sultan potensial maju sebagai calon presiden. Dalam berbagai survei, Sultan memiliki popularitas lebih tinggi sebagai calon presiden dibanding Kalla. 

Menurut Anton, rencana Kalla maju sebagai wakil presiden didukung kader Golkar seperti Rully Chairul Azwar dan Muladi. Meski demikian, sejumlah pengurus daerah menginginkan Kalla menjadi calon presiden, seperti Kalimantan Timur. Ketua Golkar Kalimantan Timur Mahyudin menganggap Kalla mempunyai kapasitas karena dinilai sudah berhasil sebagai Wakil Presiden Indonesia. 

Namun, Mahyudin memilih figur kedua pada Sri Sultan Hamengku Buwono X. "Sultan juga bagus sebagai figur internal Golkar daripada dari partai lain," kata dia. 

Di luar pendukung Kalla, faksi lain berambisi menjadi ketua umum atau tak mendukung langkah Kalla. Anton mencontohkan Ketua Dewan Penasihat Surya Paloh dan Sultan, yang sering bertemu dengan petinggi PDI Perjuangan. Faksi yang tak mendukung Kalla, kata dia, mendesak agar penetapan calon presiden dipercepat. Mereka meminta rapat konsultasi Partai Golkar pertengahan Februari merekomendasikan percepatan pengumuman nama calon. 

Setelah masuknya Paloh dan Sultan dalam bursa wakil presiden PDI Perjuangan, sejumlah kader Partai Golkar meminta rapat konsultasi pertengahan Februari ini membahas percepatan penetapan calon presidennya. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono merupakan salah satu di antaranya. 

Ketua Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengakui adanya desakan percepatan pengumuman ini. "Desakan sudah datang dari DPD, ada beberapa bahkan sudah mendesak," kata Priyo di gedung MPR/DPR kemarin.KURNIASIH BUDI | EKO ARI WIBOWO | SG WIBISONO 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar