Senin, 23 Februari 2009

PKS Pasangkan Kalla dengan Hidayat

Kalla bertemu dengan Yudhoyono di Cikeas.

JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera memunculkan pasangan Jusuf Kalla-Hidayat Nur Wahid untuk maju dalam pemilihan presiden pada Juli nanti. PKS menawarkan pasangan ini hanya dua hari setelah Kalla menyatakan siap maju sebagai calon presiden.

"Itu salah satu opsi yang berkembang di PKS," kata Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta saat dihubungi di Jakarta kemarin.

Pasangan Kalla-Hidayat, menurut Anis, memenuhi dua kriteria yang dipakai PKS dalam menjaring calon presiden dan wakilnya, yaitu kombinasi tokoh asal Jawa dengan luar Jawa serta kombinasi tokoh beraliran politik nasionalis dengan Islam. "Golkar-PKS itu nasionalis-Islam. Kami masih berpegang pada parameter itu," ujar Anis.

Anis menambahkan, di tubuh PKS juga muncul usulan memasangkan Megawati Soekarnoputri dengan Hidayat Nur Wahid. "Peluang untuk pasangan ini masih ada." Tapi, kata Anis, pasangan Mega-Hidayat tak memenuhi syarat Jawa-luar Jawa.

Menurut Anis, pasangan Kalla-Hidayat juga akan menjadi duet tangguh untuk membendung laju Susilo Bambang Yudhoyono, terutama jika Yudhoyono menggandeng wakil dari sosok yang berbasis dukungan di luar Jawa. "Kedua pasangan akan sama-sama kuat," kata Anis.

Partai Golkar menyambut baik tawaran PKS. Ketua Pelaksana Harian I Badan Pemenangan Pemilu Golkar Burhanuddin Napitupulu mengatakan Golkar bisa menggandeng PKS jika PDI Perjuangan dan Partai jadi memajukan calon presiden sendiri. "Jika calon presidennya SBY, Mega, dan JK, Golkar bisa menggandeng Hidayat," ujar Burhanuddin.

Senada dengan Anis, Burhanuddin mengatakan koalisi Kalla dengan Hidayat akan menghimpun suara yang signifikan. Alasan dia, PKS memiliki mesin politik yang efektif mendulang suara di perkotaan. Adapun Golkar punya mesin politik yang efektif di luar kota besar seperti Jakarta. "Kalau dikombinasikan, sangat menarik," kata dia.

Jumat lalu, Kalla menyatakan siap bersaing dengan Yudhoyono dalam perebutan kursi presiden. Sebelumnya, Kalla selalu mengatakan Golkar baru akan menetapkan calon presiden setelah melihat perolehan suara partai pada pemilihan legislatif April nanti.

Pernyataan Kalla itu memupus keinginan sebagian politikus Golkar untuk menyandingkan kembali Kalla dengan Yudhoyono. "Sekarang ada perubahan konstelasi politik di Golkar," kata Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wakil Ketua Dewan Penasihat Golkar, yang lebih dulu mendeklarasikan diri sebagai calon presiden.

Tadi malam Kalla menemui Yudhoyono di rumah pribadinya di Puri Cikeas, Bogor. Juru bicara kepresidenan, Andi Mallarangeng, mengatakan, dalam pertemuan 40 menit itu, kedua pemimpin sepakat mengurangi kesalahpahaman akibat dinamika internal di Partai Golkar dan Demokrat. Yudhoyono-Kalla pun berkomitmen untuk menjalankan roda pemerintahan hingga selesai delapan bulan mendatang. KURNIASIH B | CORNILLA D | B RURIT | JAJANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar